BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an sebagai kumpulan
firman-firman Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang isinya tentang
aturan-aturan yang berlaku bagi semua makhluk-Nya . Al-Qur’an mempunyai tujuan
yang universal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia di bumi ini . Kita
dapat mengambil hikmah dari Al-Qur’an yang luar biasa .karena Al-Qur’an di
turunkan untuk member rahmat seluruh alam .
Dalam suatu penyampaian Al-Qur’an
itu memiliki beberapa metode yang bertujuan untuk memudahkan manusia untuk
mempelajarinya. Di antara metode –metode dalam Al-Qur’an adalah metode ceramah
,metode cerita ‘metode pembiasan , metode nasihat , metode diskusi , metode
Tanya jawab ,dsbg. Namun disini pemakalah hanya ingin menjelaskan metode
diskusi dan metode Tanya jawab dalam Al-Qur’an .
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian metode diskusi dalam
Al-Qur’an ?
2. Apa pengertian metode Tanya jawab
dalam Al-Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode
diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan
memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara
rasional dan objektif .cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah
laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang
siswa dalam belajar dan berfikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya
secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.[1]
Metode diskusi erat kaitannya dengan metode lainnya , misalnya metode ceramah ,
karya wisata dan lain-lain karena metode diskusi ini adalah bagian yang
terpenting dalam memecahkan sesuatu masalah (Problem Solving). Dalam dunia
pendidikan metode Diskusi ini mendapat perhatian karena dengan diskusi akan
merangsang murid-murid berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri.
Proses hidup dan kehidupan manusia sehari-hari khususnya di bidang pendidikan
serigkali dihadapkankepada persoalan persoalan ,dimana persoalan tersebut
kadang-kadang tak dapat dipecahkan oleh hanya satu jawaban atau dengan satu
cara saja ,akan tetapi memerlukan semacam pengetahuan untuk kemudian disusun
pemecahan yang mungkin berupa jalan yang terbaik (alternative terbaik).
Adanya satu jawaban atau beberapa jawaban atau beberapa jalan pemecahan tidak
menjadi masalah ,yang terpenting dari segala kemungkinan itu bagaimanakah kita
mendapatkan jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan
ilmu yang ada pada kita .
Oleh karena itu, metode diskusi bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja
, tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat
yang bermacam-macam. dalam metode diskusi ini peranan guru sangat penting dalam
rangka menghidupkan kegairahan murid berdiskusi.[2]
Metode diskusi juga diperhatikan
oleh alqur’an dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih
memantapkan pengertian, dan sikap pengetahuan mereka terhadap suatu masalah
perintah Allah dalam hal ini, agar kita mengajak kejalan yang benar dengan
hikmah dan membantah mereka dengan berdiskusi dengan cara yang paling baik,
firman Allah dalam surat Al- Nahl ayat:125
Terjemah:
serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Nahl :125)
Selanjutnya
terdapat pula ayat-ayat ql-qur’an surat Al-Ankabut ayat: 49
Terjemah:
sebenarnya,
Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi
ilmu[1156]. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang
yang zalim.
[1156]
Maksudnya: ayat-ayat Al Quran itu terpelihara dalam dada dengan dihapal oleh
banyak kaum muslimin turun temurun dan dipahami oleh mereka, sehingga tidak ada
seorangpun yang dapat mengubahnya.
Yang menjelaskan bahwa dan janganlah kamu beredebat dengan
ahlul kitab melainkan dengan cara yang paling baik. Didalam al-qur’an lebih
lanjut kata diskusi atau al-mujadalah itu diulang sebanyak 29 kali. Diantaranya
dua ayat yang telah disebutkan itu. Dari dua ayat tersebut dan ayat-ayat
lainnya yang tidak diebutkan disini, terlihat bahwa keberadaan diskusi amat
diakui dalam pendidikan islam. Namun, sebagaimana disebutkan di atas, diskusi
itu harus didasarkan kepada cara-cara yang baik. Cara yang baik ini perlu
dirumuskan lebih lanjut, sehingga timbullah etika berdiskusi, misalnya tidak
memonopoli pembicaraan, saling menghargai pendapat orang lain, kedewasaan
pikiran dan emosi, berpandangan luas, dan seterusnya.[3]
Prinsip-prinsip yang harus dipegangi dalam melakukan diskusi
antara lain:
1. Melibatkan siswa secara aktif dalam
diskusi yang diadakan
2. Diperlukan ketertiban dan
keteraturan dalam mengemukakan pendapat secara bergilir dipimpin seorang ketua
atau moderator
3. Masalah yang didiskusikan
disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan anak
4. Guru berusaha mendorong siswanya
yang kurang aktif untuk melakukan atau mengeluarkan pendapatnya
5. Siswa di biasakan menghargai
pendapat orang lain dalam menyetujui atau menentang pendapat
6. Aturan dan jalannya diskusi
hendaknya di jelaskan kepada sisawa yang masih belum mengenal tata cara
berdiskusi agar mereka dapat secara lancer mengikutinya.[4]
Langkah langkah yang perlu diambil dalam pelaksanaan diskusi antara lain :
1.
Pemilihan
topic yang akan didiskusikan disesuaikan dengan tujuan yang ingin di capai
sesuai dengan kemampuan siswa
2.
Dibentuk
kelompok kelompok diskusi yang terdiri dari 4-6 anggota pada setiap kelompok
dan di pimpin oleh ketua dan seorang notulis
3.
Dalam
pelaksanaan diskusi ,para siswa melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing
.sedangkan guru memperhatikan dan memberikan petunjuk bilamana di butuhkan
4.
Laporan
hasil diskusi dilaporkan secara tertulis oleh masing masing kelompok.[5]
Fungsi Diskusi antara lain:
1.
Untuk
merangsang murid-murid berfikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri , serta
ikut menyumbang pikiran pikiran dalam masalah bersama
2.
Untuk
mengambil satu jawaban actual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas
pertimbangan yang seksama.[6]
B. Metode
tanya jawab
Metode Tanya jawab ialah penyampaian pengajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban ,atau sebaliknya
siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan.Dalam kegiatan
belajar mengajar melalui Tanya jawab ,guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
atau siswa diberikan kesempatan untuk bertanya lebih dahulu pada saat memulai
pelajaran , pada saat pertengahan atau pada akhir pelajaran .Bilamana metode
ini dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian siswa untuk
belajar secara aktif .[7]
Untuk menggunakan metode Tanya jawab
tersebut perlu di perhatikan hal-hal berikut:
1. Rumuskan tujuan pengajaran secara
spesifik yang berpangkal pada tingkah laku siswa
2. Guru melakukan pertanyaan dari
hal-hal yang sederhana kemudian dilanjutkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang
mendasar tentang materi yang di bicarakan.[8]
Metode ini di maksudkan untuk melayani masyarakat sesuai
dengan kebutuhan ,sebab dengan bertanya berarti orang ingin mengerti dan dapat
mengamalkannya. Oleh karena itu jawaban pertanyaan sangat diperlukan kejelasan
dan pembahasan yang sedalam-dalamnya .Lagi pula jawaban selalu kongruen(sesuai)
dengan maksud pertanyaan . Harapan semacam ini tak kan mungkin tercapai tanpa
usaha untuk melatih dirinya memahami maksud pertanyaan orang lain ,memiliki
kemampuan bertanya dan sebagainya.
Metode
ini sering juga dilakukan disaat Rasulullah SAW. Dengan Jibril AS, demikian
juga dengan para sahabat disaat tak mengerti tentang sesuatu agama (sahabat
bertanya kepada Rasulullah). Hal ini terbukti dalam ayat-ayat Al Qur’an, yang
tidak sedikit jumlahnya menceritakan masalah-masalah yang berkenan dengan metode
tanya jawab.[9]Seprti
dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat: 189
Terjemah
:
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah:
"Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat)
haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya[116], akan
tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke
rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
beruntung. (Q.S. Al-Baqarah: 189).
Kelebihan dan kekurangan Tanya jawab
Kelebihan
:
1.
Tanya
jawab dapat dipentaskan, seperti di radio, televisi dan sebagainya.
2.
Dapat
dipergunakan sebagai komunikasi dua arah.
3.
Bila
Tanya jawab sebagai selingan ceramah, maka audien atau forum dapat hidup
(aktif).
4.
Timbulnya
perbedaan pendapat terjawab atau di diskusikan forum tersebut
kekurangan
:
1.
Bila
terjdi perbedaan pendapat antara Da’I dan penannya (sasaran dakwah) akan
memakan waktu yang banyak untuk penyelesainya.
2.
Bila
jawaban da’i kurang mengena pada sasaran pertanyaan, penanya dapat menduga yang
bukan-bukan kepada da’i.
3.
Penanya
kadang-kadang kurang memperhatikan jika terjadi peyimpangan.
4.
Agak
sulit merangkum atau meyimpulkan seluruh isi pembicaraan.
Antara kelebihan dan kekurangan metode Tanya jawab tampak
dengan jelas seimbang kadarnya. Oleh karena itu seorang da’I atau mubaligh
dianjurkan untuk memiliki bekal dakwahnya mengenai teknik-teknik bertanya
jawab, agar metodeyang digunakan dapat berhasil dengan efesian dan efektif.[10]
BAB
III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
M.Basyuni Usman Metodologi
Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers ,Jakarta,2002
Zakiah Daradjar,dkk.,
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara,Jakarta ,2001
Abudin Nata., Filsafat Pendidikan
Islam 1, Logos wacana ilmu, Jakarta, 1997
Mubasyaroh, Metodologi Dakwah,
STAIN kudus, 2009
http://quran.com/2 diunduh Senin, 21 April 2014 11:29
[1]
M.Basyuni Usman , Metodologi
Pembelajaran Agama Islam.Ciputat Pers, Jakarta:2001 hlm 292
[2] Dr.Zakiah
Daradjar,dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.Bumi Aksara,Jakarta
,2001,hlm:292
[3]
DRs. H. Abudin Nata, MA. Filsafat
pendidikan islam 1. Logos wacana ilmu. jakarta 1997. Hlm :107
[4] Drs.M.Basyuni
Usman ,M.pd. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Ciputat Pers , Jakarta
2002, hlm :36
[6] Dr.Zakiah
Daradjar,dkk . Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara,
Jakarta 2001, hlm :293
[7] Drs.M.Basyirudin
Usman ,M.Pd.Metodologi Pembelajaran Agama Islam.ciputat pers,Jakarta
2002,hlm:43
[8] Ibid,hlm:44
[9] Mubasyaroh,
M.Ag., metodologi dakwah, STAIN kudus, 2009, hlm 38
[10] Ibid,
hlm 39