Sabtu, 24 Mei 2014



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an sebagai kumpulan firman-firman Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang isinya tentang aturan-aturan yang berlaku bagi semua makhluk-Nya . Al-Qur’an mempunyai tujuan yang universal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia di bumi ini . Kita dapat mengambil hikmah dari Al-Qur’an yang luar biasa .karena Al-Qur’an di turunkan untuk member rahmat seluruh alam .
Dalam suatu penyampaian Al-Qur’an itu memiliki beberapa metode yang bertujuan untuk memudahkan manusia untuk mempelajarinya. Di antara metode –metode dalam Al-Qur’an adalah metode ceramah ,metode cerita ‘metode pembiasan , metode nasihat , metode diskusi , metode Tanya jawab ,dsbg. Namun disini pemakalah hanya ingin menjelaskan metode diskusi dan metode Tanya jawab dalam Al-Qur’an .

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian metode diskusi dalam Al-Qur’an ?
2.      Apa pengertian metode Tanya jawab dalam Al-Qur’an?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Metode diskusi
            Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif .cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berfikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.[1]
            Metode diskusi erat kaitannya dengan metode lainnya , misalnya metode ceramah , karya wisata dan lain-lain karena metode diskusi ini adalah bagian yang terpenting dalam memecahkan sesuatu masalah (Problem Solving). Dalam dunia pendidikan metode Diskusi ini mendapat perhatian karena dengan diskusi akan merangsang murid-murid berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri.
            Proses hidup dan kehidupan manusia sehari-hari khususnya di bidang pendidikan serigkali dihadapkankepada persoalan persoalan ,dimana persoalan tersebut kadang-kadang tak dapat dipecahkan oleh hanya satu jawaban atau dengan satu cara saja ,akan tetapi memerlukan semacam pengetahuan untuk kemudian disusun pemecahan yang mungkin berupa jalan yang terbaik (alternative terbaik).
            Adanya satu jawaban atau beberapa jawaban atau beberapa jalan pemecahan tidak menjadi masalah ,yang terpenting dari segala kemungkinan itu bagaimanakah kita mendapatkan jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang ada pada kita .
            Oleh karena itu, metode diskusi bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja , tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang bermacam-macam. dalam metode diskusi ini peranan guru sangat penting dalam rangka menghidupkan kegairahan murid berdiskusi.[2]
Metode diskusi juga diperhatikan oleh alqur’an dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian, dan sikap pengetahuan mereka terhadap suatu masalah perintah Allah dalam hal ini, agar kita mengajak kejalan yang benar dengan hikmah dan membantah mereka dengan berdiskusi dengan cara yang paling baik, firman Allah dalam surat Al- Nahl ayat:125
Description: 16:125
Terjemah:
serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Nahl :125)
Selanjutnya terdapat pula ayat-ayat ql-qur’an surat Al-Ankabut ayat: 49
Description: 29:49  
Terjemah:
sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu[1156]. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
[1156] Maksudnya: ayat-ayat Al Quran itu terpelihara dalam dada dengan dihapal oleh banyak kaum muslimin turun temurun dan dipahami oleh mereka, sehingga tidak ada seorangpun yang dapat mengubahnya.
Yang menjelaskan bahwa dan janganlah kamu beredebat dengan ahlul kitab melainkan dengan cara yang paling baik. Didalam al-qur’an lebih lanjut kata diskusi atau al-mujadalah itu diulang sebanyak 29 kali. Diantaranya dua ayat yang telah disebutkan itu. Dari dua ayat tersebut dan ayat-ayat lainnya yang tidak diebutkan disini, terlihat bahwa keberadaan diskusi amat diakui dalam pendidikan islam. Namun, sebagaimana disebutkan di atas, diskusi itu harus didasarkan kepada cara-cara yang baik. Cara yang baik ini perlu dirumuskan lebih lanjut, sehingga timbullah etika berdiskusi, misalnya tidak memonopoli pembicaraan, saling menghargai pendapat orang lain, kedewasaan pikiran dan emosi, berpandangan luas, dan seterusnya.[3]
Prinsip-prinsip yang harus dipegangi dalam melakukan diskusi antara lain:
1.      Melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi yang diadakan
2.      Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan pendapat secara bergilir dipimpin seorang ketua atau moderator
3.      Masalah yang didiskusikan disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan anak
4.      Guru berusaha mendorong siswanya yang kurang aktif untuk melakukan atau mengeluarkan pendapatnya
5.      Siswa di biasakan menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui atau menentang pendapat
6.      Aturan dan jalannya diskusi hendaknya di jelaskan kepada sisawa yang masih belum mengenal tata cara berdiskusi agar mereka dapat secara lancer mengikutinya.[4]
      Langkah langkah yang perlu diambil dalam pelaksanaan diskusi antara lain :
1.      Pemilihan topic yang akan didiskusikan disesuaikan dengan tujuan yang ingin di capai sesuai dengan kemampuan siswa
2.      Dibentuk kelompok kelompok diskusi yang terdiri dari 4-6 anggota pada setiap kelompok dan di pimpin oleh ketua dan seorang notulis
3.      Dalam pelaksanaan diskusi ,para siswa melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing .sedangkan guru memperhatikan dan memberikan petunjuk bilamana di butuhkan
4.      Laporan hasil diskusi dilaporkan secara tertulis oleh masing masing kelompok.[5]

Fungsi Diskusi antara lain:
1.      Untuk merangsang murid-murid berfikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri , serta ikut menyumbang pikiran pikiran dalam masalah bersama
2.      Untuk mengambil satu jawaban actual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang seksama.[6]

B.     Metode tanya jawab
Metode Tanya jawab ialah penyampaian pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban ,atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan.Dalam kegiatan belajar mengajar melalui Tanya jawab ,guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa diberikan kesempatan untuk bertanya lebih dahulu pada saat memulai pelajaran , pada saat pertengahan atau pada akhir pelajaran .Bilamana metode ini dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian siswa untuk belajar secara aktif .[7]

Untuk menggunakan metode Tanya jawab tersebut perlu di perhatikan hal-hal berikut:
1.      Rumuskan tujuan pengajaran secara spesifik yang berpangkal pada tingkah laku siswa
2.      Guru melakukan pertanyaan dari hal-hal yang sederhana kemudian dilanjutkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang materi yang di bicarakan.[8]

Metode ini di maksudkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan kebutuhan ,sebab dengan bertanya berarti orang ingin mengerti dan dapat mengamalkannya. Oleh karena itu jawaban pertanyaan sangat diperlukan kejelasan dan pembahasan yang sedalam-dalamnya .Lagi pula jawaban selalu kongruen(sesuai) dengan maksud pertanyaan . Harapan semacam ini tak kan mungkin tercapai tanpa usaha untuk melatih dirinya memahami maksud pertanyaan orang lain ,memiliki kemampuan bertanya dan sebagainya.
Metode ini sering juga dilakukan disaat Rasulullah SAW. Dengan Jibril AS, demikian juga dengan para sahabat disaat tak mengerti tentang sesuatu agama (sahabat bertanya kepada Rasulullah). Hal ini terbukti dalam ayat-ayat Al Qur’an, yang tidak sedikit jumlahnya menceritakan masalah-masalah yang berkenan dengan metode tanya jawab.[9]Seprti dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat: 189
Description: 2:189
Terjemah :
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya[116], akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (Q.S. Al-Baqarah: 189).

Kelebihan dan kekurangan Tanya jawab
Kelebihan :
1.      Tanya jawab dapat dipentaskan, seperti di radio, televisi dan sebagainya.
2.      Dapat dipergunakan sebagai komunikasi dua arah.
3.      Bila Tanya jawab sebagai selingan ceramah, maka audien atau forum dapat hidup (aktif).
4.      Timbulnya perbedaan pendapat terjawab atau di diskusikan forum tersebut

kekurangan :
1.      Bila terjdi perbedaan pendapat antara Da’I dan penannya (sasaran dakwah) akan memakan waktu yang banyak untuk penyelesainya.
2.      Bila jawaban da’i kurang mengena pada sasaran pertanyaan, penanya dapat menduga yang bukan-bukan kepada da’i.
3.      Penanya kadang-kadang kurang memperhatikan jika terjadi peyimpangan.
4.      Agak sulit merangkum atau meyimpulkan seluruh isi pembicaraan.

Antara kelebihan dan kekurangan metode Tanya jawab tampak dengan jelas seimbang kadarnya. Oleh karena itu seorang da’I atau mubaligh dianjurkan untuk memiliki bekal dakwahnya mengenai teknik-teknik bertanya jawab, agar metodeyang digunakan dapat berhasil dengan efesian dan efektif.[10]

BAB III
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

M.Basyuni Usman Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers ,Jakarta,2002
Zakiah Daradjar,dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara,Jakarta ,2001
Abudin Nata., Filsafat Pendidikan Islam 1, Logos wacana ilmu, Jakarta, 1997
Mubasyaroh, Metodologi Dakwah, STAIN kudus, 2009
http://quran.com/2 diunduh Senin, 21 April 2014 11:29

[1] M.Basyuni Usman , Metodologi Pembelajaran Agama Islam.Ciputat Pers, Jakarta:2001 hlm 292
[2] Dr.Zakiah Daradjar,dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.Bumi Aksara,Jakarta ,2001,hlm:292
[3] DRs. H. Abudin Nata, MA. Filsafat pendidikan islam 1. Logos wacana ilmu. jakarta 1997. Hlm :107
[4] Drs.M.Basyuni Usman ,M.pd. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Ciputat Pers , Jakarta 2002, hlm :36
[5][5] Ibid hlm :39
[6] Dr.Zakiah Daradjar,dkk . Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara, Jakarta  2001, hlm :293
[7] Drs.M.Basyirudin Usman ,M.Pd.Metodologi Pembelajaran Agama Islam.ciputat pers,Jakarta 2002,hlm:43
[8] Ibid,hlm:44
[9] Mubasyaroh, M.Ag., metodologi dakwah, STAIN kudus, 2009, hlm 38
[10] Ibid, hlm 39